Solusi Pengganti AGP -->

Solusi Pengganti AGP

Thursday, 29 March 2018, March 29, 2018
Dapat menggantikan peran Antibiotic Growth Promoter tanpa menurunkan performa ternak dan untuk menghasilkan produk yang lebih aman
 
Pada 1953, penggunaan antibiotik mulai dilakukan dalam industri perunggasan sebagai pemacu pertumbuhan (growth promoter) ayam dengan cara mematikan mikroflora dalam usus. Sejak itu pula, AGP (Antibiotic Growth Promoter) banyak digu­nakan dalam budidaya untuk meningkatkan performa ayam. Bahkan, penggunaan AGP diestimasi dapat meningkatkan pertumbuhan ayam sebesar 4 – 8 % dan meningkatkan utilisasi pakan 2 – 5%.
Namun sekarang ini, industri perunggasan berangsur mundur dalam penggunaan AGP. Ditemukannya dampak negatif dalam proses budidaya disinyalir menjadi penyebab AGP kehilangan keeksisannya. Penggunaan anti­biotik yang tidak terkontrol dan tidak sesuai prosedur menyebabkan resistensi mikroba terhadap antibiotik tersebut. Permasalahan ini membutuhkan solusi berupa produk yang mampu memacu pertumbuhan ternak tanpa menimbulkan resistensi. Penekanan ini disam­paikan Rolando Valientes, Regional Category Manager – Eubiotics – DSM Asia Pacific, dalam acara Simposium Nasional Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, di Dramaga Bogor (19/7).
Rolando menyampaikan, AGP kehilangan pamornya, salah satu contohnya terjadi pada jaringan restoran cepat saji terbesar di dunia McDonald’s pada Maret 2015 mengumum­kan bahwa dalam dua tahun ini hanya akan menghasilkan produk ayam dan telur di Amerika Serikat (AS) yang berasal dari ternak yang bebas dari antibiotik yang digunakan di manusia. Sedangkan kompetitornya, Chick-Fil-A, sejak tahun 2014 lalu telah memberikan pernyataan yang lebih ekstrem, bahwa mereka berjanji hanya akan menyediakan produk asal ayam yang sama sekali tidak pernah menggunakan antibiotik. Di Asia, in­dustri perunggasan Kee Song Brothers yang memegang pangsa pasar 15% di Singapura juga mengikuti. “Larangan penggunaan antibiotik sudah berlaku di beberapa negara di Asia, seperti di Korea Selatan larangan total penggu­naan AGP sejak juli 2011, Taiwan melarang penggunaan antibiotik (bacitracin, chlortetra­cycline, lincomycin,neomucin, oxytetracyline, penicillin, spectinomycin,dan virginiamycin), Filipina telah melarang penggunaan antibiotik (nitrofurans, chloramphenicol, olaquindox,dan furazolidone), larangan penggunaan AGP di Vietnam akan berlaku pada Januari 2018, sementara Indonesia di waktu yang sama (Januari 2018) berencana meninggalkan AGP,” paparnya.
Rolando menyebut,untuk meniadakan AGP pada pakan ayam, ada tiga hal yang menjadi fokus utama dalam produksi,yaitu manaje­men, nutrisi, dan kesehatan ternak itu sendiri. Menurutnya, manajemen meliputi:kepadatan, manajemen pakan, ventilasi (suhu dan kelem­bapan) dan TLC (tender, loving, care). Nutrisi terdiri dari kontrol kualitas bahan baku pakan yang ketat (kualitas dan keamanan), kontrol mikotoksin, penggunaan vitamin yang optimal, dan penggunaan enzim (protease, amylase, xylanase, phytase, dan lain-lain) dalam memak­simalkan kecernaan bahan pakan. Kemudian kesehatan terdiri dari peningkatan kebersihan dan sanitasi, vaksinasi dan memastikan respon optimal, penggunaan antibiotik yang bijaksana, dan penggunaan eubiotik seperti asam organik dan senyawa minyak esensial.
Penggunaan Eubiotik
Eubiotik adalah produk tanpa antibiotik yang mampu menjaga kesehatan dan per­forma ternak dengan memodulasi mikroflora dalam saluran cerna. “Ada 4 konsep eubitotik,pertama senyawa yang langsung memodulasi mikroflora melalui penghambatan pertumbu­han (asam organik, senyawa minyak esensial). Kedua, probiotik yang mampu memperbaiki keseimbangan mikroba usus (Lactobaciluus spp., Enterococcous faecium, ragi). Ketiga, prebiotik berupa oligasakarida yang berfungsi sebagai makanan probiotik sehingga dapat bersaing dengan patogen untuk menciptakan keseimbangan mikroflora (mannan, glukan, inulin). Keempat, immune modulator, se­nyawa yang merangsang sistem kekebalan tubuh hewan (nukleotida),” katanya. Rolando mengklaim, eubiotik yang mensinergikan antara asam organik dengan minyak esensial adalah konsep baru kombinasi pengganti AGP. Menurutnya, Asam organik yang paling efektif untuk nutrisi ternak adalah asam Benzoat, dan jenis minyak esensial yang memiliki performa superior adalah Thymol, Eugenol dan Piperine.
Adapun mekanisme kerja kombinasi minyak esensial dan asam organik pada unggas, jelas Rolando, piperin berinteraksi dengan reseptor dinding sel pankreas dan merangsang peningkatan sekresi enzim pencernaan utama yaitu lipase, amilase, dan tripsin. Thymol dan eugenol menyerang dinding sel bakteri tertentu (patogen), membuat permeabilitas dinding sel bakteri patogen meningkat, sehingga memudahkan asam benzoat masuk ke dalam sel. Kemudian asam benzoat memasuki sel bakteri dan mengganggu fungsi sel dengan mengurangi pH di dalam sel, sehingga dengan signifikan mengurangi cadangan energi yang mengakibatkan bakteri patogen berhenti memperbanyak diri dan pada akhirnya mati.
Tak hanya untuk unggas, eubiotik juga dapat digunakan pada babi. “Mekanisme kerjanya, asam organik (asam benzoat) ber­tindak mengatur pertumbuhan jamur serta bakteri dengan menurunkan pH pada saluran gastrointestinal dan membunuh secara lang­sung, bertindak sebagai anti mikroba di usus dengan mengurangi mikroorganisme patogen seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Staphylococci,namun tidak (sedikit) berpengaruh terhadap populasi bakteri baik di usus” tandasnya. lTROBOS/Adv

http://www.trobos.com/detail-berita/2017/08/01/85/9177/eubiotik-solusi-pengganti-agp

TerPopuler