Kupas Tuntas Solusi Pengganti AGP -->

Kupas Tuntas Solusi Pengganti AGP

Thursday, 29 March 2018, March 29, 2018
Bayer Animal Health terus berinovasi untuk memberikan pilihan terbaik kepada Industri Perunggasan dalam berkontribusi pada kesehatan rantai pangan manusia.
 
Bekerjasama dengan PT SHS Interna­tional, PT Bayer Indonesia (Bayer) me­luncurkan produk teranyarnya berupa alternatif pengganti AGP (Antibiotic Growth Promoter) di acara Launching Symposium Baymix Grobig di bawah bendera Bayer Poultry Academy 2017. Acara yang dihadiri sekitar 120 peserta yang berasal dari pelaku feedmill dan peternak ini digelar di Aston Sentul Lake Resort & Conference Center, Bogor (22/4/17).
 
Mengangkat tema “AGP Dicabut? Siapa Takut” peluncuran dirangkai dengan seminar yang mengupas tentang tantangan industri perunggasan pasca bebas AGP, disertai dengan kiat-kiat yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan dan integritas saluran cerna ternak unggas. “Peran industri perunggasan saat ini tidak hanya menyediakan rantai pangan protein hewani yang sehat bagi manusia, akan tetapi juga dapat menyediakan rantai pangan yang murah serta mudah dijangkau untuk seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Nisha Sharma, Country Head Bayer Animal Health Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
 
Ditambahkan Nisha, sejak berhembusnya isu pelarangan penggunaan AGP dalam pakan unggas oleh pemerintah, maka kalangan in­dustri peternakan unggas mendapat tantangan lebih besar dalam menjaga kesehatan dan integritas saluran cerna unggas. Pasalnya,hal itu menjadi prioritas utama dalam rangka mencapai efisiensi konversi pakan (FCR) yang baik serta keberlanjutan peternakan.
 
Di kesempatan yang sama, Marketing Manager PT SHS International, Maria Elizabeth mengatakan, penggunaan antibiotik di industri peternakan yang sangat masif terutama diarah­kan untuk pencapaian performa terbaik dan meningkatkan keuntungan secara ekonomi ternyata telah menimbulkan efek samping resistensi mikroba. “Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menyikapi isu ini, dengan berencana melarang penggunaan AGP mulai 2018. Melalui seminar ini diharapkan kita memperoleh informasi bagaimana cara men­jalankan bisnis peternakan untuk menghasilkan protein hewani yang sehat tanpa menggunakan antibiotik,” terangnya.
 
Pelarangan AGP
Prof Dr Ir Budi Tangendjaja, pakar nutrisi pakan dari Balitnak (Balai Penelitian Ternak) Ciawi menyampaikan bahwa penggunaan an­tibiotik pada produksi ternak untuk terapetik dan pemacu pertumbuhan. Antibiotik yang berfungsi sebagai terapetik terserap dengan baik oleh tubuh ayam. Sedangkan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (AGP) tidak terserap dengan baik dan keluar lagi dari tubuh ayam.
 
Cara kerja AGP menurut Budi adalah dengan menekan infeksi sedang, mengurangi produksi racun, mengurangi stres kekebalan, mengurangi produksi amonia, dan sebagainya. “Secara keilmuan penggunaan AGP dinilai ber­hasil dan memperbaiki nilai FCR,” terang Budi.
 
WHO telah melarang penggunaan AGP yang termasuk dalam kelas yang sama dengan pemakaian pada manusia. FAO juga menyatakan penggunaan antibiotik menjadi ancaman bagi manusia karena mikroba yang harusnya dapat dibunuh dengan antibiotik ternyata tidak mati. Antibiotik tidak mempan lagi untuk mengobati manusia. Untuk itu, FAO menggagas action plan (rencana aksi) untuk menyelamatkan manusia, diantaranya dengan pencarian alternatif pengganti dan mengurangi pemakaian antibiotik.
 
“Pemerintah Indonesia juga akan menge­luarkan peraturan melarang penggunaan hormon tertentu dan antibiotik dalam pakan, kecuali untuk pengobatan. Pelarangan ini tentunya dapat berdampak pada produksi dan produktivitas yang menurun, biaya pengobatan meningkat, dan ongkos produksi pun meningkat,” jelas Budi.
 
Untuk mengatasi pelarangan tersebut, dijelaskan Budi, imbuhan pakan dapat digu­nakan sebagai alternatif pengganti AGP seperti probiotik, asam organik (ie butirat), fitogenik (ekstrak tanaman), enzim NSP, dan copper.
 
Sementara itu, Prof drh Bambang Pontjo Priosoeryanto dari Fakultas Kedokteran He­wan Institut Pertanian Bogor menjelaskan mengenai ancaman kesehatan saluran cerna di era bebas AGP. “Saluran pencernaan ayam merupakan sistem tubuh yang berhubungan dengan dunia luar. Sangat berpotensi terpapar dengan mikroba dan bahan toksik. Kesehatan saluran cerna adalah kunci untuk meningkatkan performa ternak,” tandasnya.
 
Ia mengatakan, penyebab gangguan saluran cerna pada ayam dapat berupa non infeksius dan infeksius. Non infeksius dapat disebabkan oleh pakan dan manajemen, sedangkan yang infeksius dapat berasal dari virus, bakteri jamur, jamur, dan parasit. Contohnya adalah Nekrotik Enteritis (NE), disebabkan oleh bakteri Clostridium per­fringens terutama tipe A dan B. Toksin yang dihasilkan akan merusak usus halus, hati, dan menyebabkan kematian ayam. Menurutnya, apabila AGP dilarang digunakan dalam pakan, maka penyakit yang menjadi ancaman utama kesehatan pencernaan unggas adalah Necrotic Enteritis (NE). Saat ini AGP yang beredar di pasaran didominasi oleh antibiotik dengan indikasi untuk mencegah infeksi bakteri gram positif khususnya Clostridium perfringens. “Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melalui biosekuriti yang baik, meningkatkan resistensi ayam dari penyakit salah satunya dengan cara vaksinasi, memberikan pakan yang berkualitas, serta pengobatan yang cepat dan tepat,” saran Bambang.
 
Baymix® Grobig BSTM
Bayer sebagai perusahaan yang sudah berusia lebih dari 150 tahun menjawab tan­tangan pelarangan AGP dengan meluncurkan produk terbarunya yakni Baymix® Grobig BSTM. Dijelaskan Dr Chandrakant Ghotekar, Regional Species Manager Poultry, Bayer Animal Health Asia – Pasific, produk ini mengandung spora Bacillus subtilis dengan strain paten QST 713, yang dipatenkan oleh Bayer sebagai solusi mencegah gangguan integritas usus yang disebabkan oleh NE, bakteri patogen usus (Salmonella, E. coli, dan Campylobacter spp), serta potensi resistensi akibat peng­gunaan AGP dalam jangka panjang. Perbaikan nilai FCR juga dapat dicapai dengan Baymix® Grobig BSTM.
 
“Baymix® Gro­big BSTM merupakan produk yang unik karena jumlah metabolit sekunder berkadar tinggi yang akan mem­bantu mempertahankan mikroflora yang sehat dan seimbang. Selain itu, produk ini memiliki aktifitas antimikrobial 3X lebih tinggi dari spesies Bacillus lainnya,” ungkap pria yang biasa disapa Chandra ini.
 
Bekerjasama dengan peneliti indepen­den, Bayer menemukan Baymix® Grobig BSTM sangat konsisten. Hal ini terlihat dari uji pada feeding trials maupun analisis in vitro terhadap patogen Clostridium, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter spp. Produk ini diproduksi oleh Bayer di bawah standar yang ketat, dengan jaminan kualitas yang tinggi.
 
Baymix® Grobig BSTM memiliki toleransi yang baik terhadap panas dan tekanan saat proses pelleting maupun extruding. Kompatibel digunakan dengan feed additive lain dalam pakan dan tidak mempengaruhi efektivitas coccidiostat, obat cacing, antibiotik, serta program medikasi lainnya. “Baymix® Grobig BSTM adalah pilihan terbaik dalam berkontribusi pada kesehatan rantai pangan manusia,” tegas Chandra.

http://www.trobos.com/detail-berita/2017/04/01/85/8698/-kupas-tuntas-solusi-pengganti-agp

TerPopuler