Jamu Ternak Fermentasi Peningkat Imunitas -->

Jamu Ternak Fermentasi Peningkat Imunitas

Monday, 12 March 2018, March 12, 2018
Jamu ternak hasil fermentasi yang terdiri dari campuran tanaman temu-temuan, sambiloto, sirih dan bawang memiliki aktivitas sebagai imunomodulator dan bersifat anti virus pada manusia. Salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kerugian besar karena membunuh jutaan ternak unggas adalah penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza.
Sampai saat ini belum ditemukan cara pencegahan dan penanggulangan yang efektif. Obat yang ditetapkan pemerintah untuk penderita flu burung pada manusia adalah oseltamivir carboxylate (Tamiflu). Penggunaan tanaman obat dalam formula jamu, diarahkan kepada peningkatan sistem imun dengan menggunakan obat yang bersifat imunomodulator. Formula ini dapat meningkatkan sistem imun, merperbaiki produktivitas ternak ayam, dan merupakan teknologi budidaya ternak ayam organik.
Jamu dapat menggunakan bahan segar maupun simplisia dan mudah dalam alih teknologi terutama pada sentra produksi simplisia. Disamping itu formula ini dapat meningkatkan efisiensi pakan melalui FCR (Feed Convertion Ratio).
Bahan Produk Jamu
Kencur, temulawak, temu ireng, lempuyang wangi, sambiloto, sirih merah/hijau dan bawang putih.
Cara Aplikasi
Formula jamu dalam bentuk cair dicampur ke dalam air minum:
  • Unggas : 5 – 10 ml/ekor/hari
  • Domba : 25 – 35 ml/ekor/hari
  • Sampi : 150 – 200 ml/ekor/hari
Manfaat
Formula jamu sebagai immunomodulator akan mampu mengendalikan penyakit endemik, termasuk flu burung strain H5N1, dapat mencegah terjadi kematian ayam, dan pengurangan biaya untuk vaksinasi. Disamping itu formula jamu ini dapat meningkatkan efisiensi pakan melalui FCR (Feed Convertion Ratio).


Liputan Majalah Trubus Juga Menunjukkan Jamu Sangat Baik Untuk Ternak

Bobot Melambung Berkat Jamu | Trubus Online

Mistar, peternak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memberi asupan jamu itu dua kali sepekan kepada 200 kambing dan domba serta 6 sapi peliharaannya. Dosis pemberian 10 ml jamu dalam 1 l air minum.

“Bisa juga diberikan langsung dengan cara dicekok,” tutur kelahiran 11 Februari 1965 itu. Dosis untuk domba dewasa untuk sekali cekok 10 ml, domba remaja, 5 ml. Frekuensi pemberian menjadi sepekan sekali. Dosis untuk ruminansia besar seperti sapi 220 ml sekali pemberian.

Nafsu makan
Pengalaman Mistar selama 5 tahun, asupan jamu membuat bobot tubuh domba meningkat 2 kali lipat. Semula 2 – 3 kg per bulan menjadi 4 – 5 kg/bulan. Pada sapi simmental, kenaikan bobot mencapai 1 – 1,2 kg per hari. Tanpa jamu di bawah 1 kg/hari. Selain bobot, daya tahan hewan ternak juga meningkat. Serangan penyakit kembung setiap pergantian cuaca jarang terjadi.

Menurut hasil riset Hasan Syaiful Rizal dari Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, kandungan alkaloid kurkumin dalam kunyit ampuh mendorong nafsu makan. Kandungan jahe tokcer menghangatkan tubuh, sementara bawang putih menjaga agar ternak tidak kembung.

Pemberian jamu pun mampu mengurangi bau kotoran karena metabolisme ternak lebih baik. Pantas jika 4 kandang kambing seluas 60 m2 milik Mistar yang berjarak 2 m dari rumah penduduk bebas bau. Pun kandang sapi yang menempel ke rumah.

Racik sendiri
Sejatinya di pasar tersedia produk jamu ternak siap pakai. Toh, meracik sendiri juga mudah. Mistar, misalnya, menyiapkan rimpang jahe, kunyit, dan temulawak masing-masing 1 kg. Bahan lain beberapa lembar daun sirih dan rimpang kencur. Bahan-bahan itu diparut atau ditumbuk dan diperas hingga keluar air sarinya. Air sari yang terkumpul kemudian diencerkan dalam 20 liter air.

Selanjutnya ke dalam larutan ia menambahkan tetes tebu dan mikroorganisme. Menurut Prof Dr Ir FM Suhartati SU, guru besar nutrisi ternak dari Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, molase alias tetes tebu merupakan pakan mikrob sekaligus bahan pengharum sehingga palatabilitas atau kesukaan ternak terhadap jamu meningkat. Molase dapat diganti dengan gula merah.

Semua bahan diaduk dan dimasukkan ke dalam jeriken. Tutup rapat dan simpan di tempat teduh. “Setiap pekan jeriken dibuka lalu isinya diaduk-aduk,” tutur Mistar. Tujuannya, untuk mengeluarkan gas, juga agar larutan itu tercampur rata. Setelah 21 hari masa fermentasi, jamu pun siap dipakai. Cirinya tercium wangi mirip aroma tapai.

Lo-loh
Ampuhnya jamu ternak juga dirasakan peternak sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr Ir Dwi Praptomo S MS, peternak lokal memanfaatkan jamu ternak yang disebut lo-loh yang berfungsi menambah nafsu makan ternak sehingga mempercepat proses penggemukan sapi.

Ir Sasongko Wijoseno R MSc, periset di BPTP NTB, menyebutkan kunyit dalam lo-loh berperan meningkatkan kinerja organ pencernaan. Caranya dengan merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease. Kehadiran enzim-enzim itu membantu meningkatkan penyerapan bahan pakan karbohidrat, protein, dan lemak. Lo-loh dibuat berbentuk butiran seberat 3 g. Dosis 10 butir setiap minggu. Supaya mudah ditelan, butiran jamu dibungkus kulit jagung muda dan dicampur bersama pakan.
Hasil penelitian BPTP NTB menunjukkan pemberian lo-loh mendongkrak bobot sapi bali umur kurang dari setahun 0,469 kg/hari. Tanpa jamu 0,309 kg/hari. Kenaikan lebih besar dialami sapi berumur lebih dari 1 tahun, mencapai 1,033 kg/hari, tanpa jamu 0,415 kg per hari. Pada sapi simmental Pemberian jamu mampu mendongkrak bobot harian menjadi 1,454 kg dari semula 0,858 kg per hari tanpa jamu. Jadi, sudahkah ternak Anda minum jamu hari ini?

TerPopuler